Jumat, 20 September 2013

Waspadai Malaria

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang angka predileksinya di Indonesia tidak bisa dikatakan rendah meskipun trend-nya menurun. Gejala yang timbul sangat khas dan butuh penanganan yang tepat, jika tidak, maka komplikasi yang muncul, terutama oleh jenis parasit Malaria falciparum cukup berat dan serius.
Hal ini disorot secara nyata dari kementerian kesehatan di Indonesia, yang setiap periodik mengevaluasi penatalaksanaan dan alur kerja melalui update-update terbaru. Berdasarkan buku yang dikeluarkan dari Dinas Kesehatan Indonesia, malaria memiliki terapi yang berbeda berdasarkan tingkat resistensi, jenis parasitnya, terutama dalam hal dosis.  
Waspadai gejala-gejala yang timbul seperti demam, menggigil, berkeringat, bahkan kadang disertai sakit kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot dan pegal-pegal. Dikatakan demam jika suhu badan diukur dengan thermometer ≥ 37,5 derajat Celcius. Pada pasien juga ditemukan pucat pada konjungtiva dan telapak tangan. Jika terlambat penanganannya, maka dapat bermanifestasi menjadi malaria berat berupa demam tinggi, penurunan kesadaran hingga koma, distres pernafasan, anemia berat, ikterus, hemoglobinuria (black water fever=urin menjadi gelap), perdarahan spontan dan gagal ginjal.  
Oleh karena itu, penanganan malaria tidak boleh dianggap enteng. Sehingga, penderita malaria harus segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan sarana dan prasarana yang lebih lengkap. Usahakan melakukan tindakan pencegahan sebelum pergi ke daerah endemis seperti menggunakan kelambu, repellent, kawat kasa, hingga menggunakan obat kemoprofilaksis yang dikonsumsi hingga berminggu-minggu.
Sumber: Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Tahun 2011.